Perang bersejarah pada masa Rosulallah
Inilah perang pertama yang dilakukan kaum
muslimin. Sekaligus peristiwa paling penting bagi sejarah perkembangan
da’wah Islam. Meski dengan kekuatan yang jauh lebih kecil dibanding
kekuatan musuh, dengan pertolongan Allah, kaum muslimin berhasil menang
menaklukkan pasukan kafir.
Rasulullah SAW berngkat bersma tigaratusan orang sahabat dalam perang Badar. Ada yang mengatakan mereka berjumlah 313, 314, dan 31 7 orang. Mereka kira-kira terdiri dari 82 atau 86 Muhajirin serta 61 kabilah Aus dan 170 kabilah Khazraj. Kaum muslimin memang tidak berkumpul dalam jumlah besar dan tidak melakukan persiapan sempurna. mereka hanya memiliki dua ekor kuda, milik Zubair bin Awwam dan Miqdad bin Aswad al-Kindi. Di samping itu mereka hanya membawa tujuh puluh onta yang dikendarai secara bergantian, setiap onta untuk dua atau tiga orang. Rasulullah saw sendiri bergantian mengendarai onta dengan Ali dan Murtsid bin Abi Murtsid Al-Ghanawi.
Rasulullah SAW berngkat bersma tigaratusan orang sahabat dalam perang Badar. Ada yang mengatakan mereka berjumlah 313, 314, dan 31 7 orang. Mereka kira-kira terdiri dari 82 atau 86 Muhajirin serta 61 kabilah Aus dan 170 kabilah Khazraj. Kaum muslimin memang tidak berkumpul dalam jumlah besar dan tidak melakukan persiapan sempurna. mereka hanya memiliki dua ekor kuda, milik Zubair bin Awwam dan Miqdad bin Aswad al-Kindi. Di samping itu mereka hanya membawa tujuh puluh onta yang dikendarai secara bergantian, setiap onta untuk dua atau tiga orang. Rasulullah saw sendiri bergantian mengendarai onta dengan Ali dan Murtsid bin Abi Murtsid Al-Ghanawi.
Sementara jumlah pasukan kafir Quraisy
sepuluh kali lipat. Tak kurang seribu tiga ratusan prajurit. Dengan
seratus kuda dan enam ratus perisai, serta onta yang jumlahnya tak
diketahui secara pasti, dan dipimpin langsung oleh Abu Jahal bin Hisyam.
Sedangkan pendanaan perang ditanggung langsung oleh sembilan pemimpin
Quraisy. Setiap hari, mereka menyembelih sekitar sembilan atau sepuluh
ekor unta.
Kekalahan di Badar menanamkan dendam
mendalam di hati kaum kafir Quraisy. Mereka pun keluar ke bukit Uhud
hendak menyerbu kaum Muslimin. Pasukan Islam berangkat dengan kekuatan
sekitar seribu orang prajurit, seratus diantaranya menggunakan baju
besi, dan lima puluh lainnya menunggang kuda.
Di sebuah tempat bernama asy-Syauth, kaum muslimin melakukan shalat subuh. Tempat ini sangat dekat dengan musuh sehingga mereka bisa dengan mudah saling melihat. Ternyata pasukan musuh berjumlah sangat banyak. Mereka berkekuatan tiga ribu tentara, terdiri dari orang-orang Quraisy dan sekutunya. Mereka juga memiliki tiga ribu onta, dua ratus ekor kuda dan tujuh ratus buah baju besi.
Di sebuah tempat bernama asy-Syauth, kaum muslimin melakukan shalat subuh. Tempat ini sangat dekat dengan musuh sehingga mereka bisa dengan mudah saling melihat. Ternyata pasukan musuh berjumlah sangat banyak. Mereka berkekuatan tiga ribu tentara, terdiri dari orang-orang Quraisy dan sekutunya. Mereka juga memiliki tiga ribu onta, dua ratus ekor kuda dan tujuh ratus buah baju besi.
Pada kondisi sulit itu, Abdullah bin Ubay,
sang munafiq, berkhianat dengan membujuk kaum muslimin untuk kembali ke
Madinah. Sepertiga pasukan, atau sekitar tiga ratus prajurit akhirnya
mundur. Abdullah bin Ubay mengatakan, “Kami tidak tahu, mengapa kami
membunuh diri kami sendiri?”
Setelah kemunduran tiga ratus prajurit tersebut, Rasulullah melakukan konsolidasi dengan sisa pasukan yang jumlahnya sekitar tujuh ratus prrajurit untuk melanjutkan perang. Allah memberi mereka kemenangan, meski awalnya sempat kocar-kacir.
Setelah kemunduran tiga ratus prajurit tersebut, Rasulullah melakukan konsolidasi dengan sisa pasukan yang jumlahnya sekitar tujuh ratus prrajurit untuk melanjutkan perang. Allah memberi mereka kemenangan, meski awalnya sempat kocar-kacir.
Perang Mu’tah merupakan pendahuluan dan
jalan pembuka untuk menaklukkan negeri-negeri Nasrani. Pemicu perang
Mu’tah adalah pembunuhan utusan Rasulullah bernama al-Harits bin Umair
yang diperintahkan menyampaikan surat kepada pemimpin Bashra. Al-Harits
dicegat oleh Syurahbil bin Amr, seorang gubernur wilayah Balqa di Syam,
ditangkap dan dipenggal lehemya. Untuk perang ini, Rasulullah
mempersiapkan pasukan berkekuatan tiga ribu prajurit. Inilah pasukan
Islam terbesar pada waktu itu.
Mereka bergerak ke arah utara dan
beristirahat di Mu’an. Saat itulah mereka memperoleh informasi bahwa
Heraklius telah berada di salah satu bagian wilayah Balqa dengan
kekuatan sekitar seratus ribu prajurit Romawi. Mereka bahkan mendapat
bantuan dari pasukan Lakhm, Judzam, Balqin dan Bahra kurang lebih
seratus ribu prajurit. Jadi total kekuatan mereka adalah dua ratus ribu
prajurit.
Perang Ahzab
Dua puluh pimpinan Yahudi bani Nadhir
datang ke Makkah untuk melakukan provokasi agar kaum kafir mau bersatu
untuk menumpas kaum muslimin. Pimpinan Yahudi bani Nadhir juga
mendatangi Bani Ghathafan dan mengajak mereka untuk melakukan apa yang
mereka serukan pada orang Quraisy. Selanjutnya mereka mendatangi
kabilah-kabilah Arab di sekitar Makkah untuk melakukan hal yang sama.
Semua kelompok itu akhirnya sepakat untuk bergabung dan menghabisi kaum
muslimin di Madinah sampai ke akar-akarnya. Jumlah keseluruhan pasukan
Ahzab (sekutu) adalah sekitar sepuluh ribu prajurit. Jumlah itu
disebutkan dalam kitab sirah adalah lebih banyak ketimbang jumlah
orang-orang yang tinggal di Madinah secara keseluruhan, termasuk wanita,
anak-anak, pemuda dan orang tua. Menghadapi kekuatan yang sangat besar
ini, atas ide Salman al-Farisi, kaum muslimin menggunakan strategi
penggalian parit untuk menghalangi sampainya pasukan musuh ke wilayah
Madinah.
Romawi memiliki kekuatan militer paling
besar pada saat itu. Perang Tabuk merupakan kelanjutan dari perang
Mu’tah. Kaum muslimin mendengar persiapan besar-besaran yang dilakukan
oleh pasukan Romawi dan raja Ghassan. Informasi tentang jumlah pasukan
yang dihimpun adalah sekitar empat puluh ribu personil. Keadaan semakin
kritis, karena suasana kemarau. Kaum muslimin tengah berada di tengah
kesulitan dan kekurangan pangan.
Mendengar persiapan besar pasukan Romawi, kaum muslimin berlomba
melakukan persiapan perang. Para tokoh sahabat memberi infaq fi
sabilillah dalam suasana yang sangat mengagumkan. Utsman menyedekahkan
dua ratus onta lengkap dengan pelana dan barang-barang yang diangkutnya.
Kemudian ia menambahkan lagi sekitar seratus onta lengkap dengan pelana
dan perlengkapannya. Lalu ia datang lagi dengan membawa seribu dinar
diletakkan di pangkuan Rasulullah saw. Utsman terus bersedekah hingga
jumlahnya mencapai sembilan ratus onta seratus kuda, dan uang dalam
jumlah besar. Abdurrahman bin Auf membawa dua ratus uqiyah perak. Abu
bakar membawa seluruh hartanya dan tidak menyisakan untuk keluarganya
kecuali Allah dan Rasul-Nya. Umar datang menyerahkan setengah hartanya.
Abbas datang menyerahkan harta yang cukup banyak. Thalhah, Sa’d bin
Ubadah, dan Muhammad bin Maslamah, semuanya datang memberikan
sedekahnya. Ashim bin Adi datang dengan menyerahkan sembilan puluh wasaq
kurma dan diikuti oleh para sahabat yang lain.Jumlah pasukan Islam yang terkumpul sebenarnya cukup besar, tiga puluh ribu personil. Tapi mereka minim perlengkapan perang. Bekal makanan dan kendaraan yang ada masih sangat sedikit dibanding dengan jumlah pasukan. Setiap delapan belas orang mendapat jatah satu onta yang mereka kendarai secara bergantian. Berulangkali mereka memakan dedaunan sehingga bibir mereka rusak. Mereka terpaksa menyembelih unta, meski jumlahnya sedikit, agar dapat meminum air yang terdapat dalam kantong air onta tersebut. Oleh karena itu, pasukan ini dinamakan jaisyul usrrah, atau pasukan yang berada dalam kesulitan.
0 komentar:
Posting Komentar